Meski sering mondar-mandir disekitar ladang minyak
Riau dari Pekanbaru, Minas, Duri sampai Dumai, saya tidak terlalu memperhatikan
apa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan minyak disana. Yang jelas ada
sumur minyak, kilang minyak dan pipa-pipa raksasa sepanjang jalan. Untuk
keperluan lomba tentang Mengenal Tambang Lebih Dekat ini akhirnya saya
menyimak cerita suami tentang seluk beluk pertambangan minyak. Semoga
bermanfaat.
GARIS BESAR
Secara garis besar, proses penambangan minyak dimulai
dengan penggalian sumur, memisahkan minyak, gas dan air, lalu mengekspornya
dalam bentuk minyak mentah atau diolah menjadi bahan bakar siap pakai.
Saat ini hanya Pertamina yang berhak mengolah minyak
mentah menjadi siap pakai karena UUD 1945 mengatur bahwa yang menguasai hajat
hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Hasil olahan minyak mentah
dengan mutu tertinggi adalah avtur, sementara yang terendah adalah aspal.
Diantara keduanya masih ada bensin, solar dan minyak tanah.
Kelihatannya sederhana ya, tetapi sesungguhnya
memerlukan kerjasama tim yang terdiri dari para sarjana geologi, pertambangan,
teknik kimia, teknik sipil, elektro, mekanikal dan sebagainya. Para sarjana
geologi bertanggung jawab terhadap pemetaan kemungkinan kandungan minyak bumi.
Sarjana pertambangan bertanggung jawab dalam pengeboran atau eksplorasi.
Sarjana teknik kimia bertanggung jawab dalam proses pengolahan. Sarjana teknik
sipil menyediakan fasilitas dan pembuatan sumur. Sarjana elektro
bertanggung jawab terhadap suplai power. Sedangkan sarjana mekanikal
bertanggung jawab terhadap fasilitas pemipaan dan kilang. Ya, pertambangan
minyak perlu banyak keahlian untuk menaikkan minyak dari dalam tanah, lalu
mengolahnya agar bisa digunakan masyarakat.
MINYAK RIAU
Pertambangan minyak Riau yang merupakan pertambangan
pertama di Sumatra yang berhasil diekspor dan Minas merupakah ladang minyak
yang terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Minas terkenal dengan
jenis minyak terbaik karena memiliki kadar belerang yang rendah.
Meski sudah didirikan NPPM (N.V Nederlansche Pacific
Petroleum Maatschaapij) sejak tahun 1924, tapi baru pada tahun 1950 lah minyak
Minas diekspor melalui Sungai Siak di Perawang melalui PT Caltex Pacific Oil
Company (CPOC).
Masa keemasan minyak di daerah ini mulai tampak dengan
ditemukannya ladang-ladang minyak baru. Peta baru dibuat dengan nama Kangaroo
Block karena bentuknya yang seperti Kanguru. Diluar itu, CPOC yang berubah
menjadi PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) juga mengeksplorasi Coastal
Plains Pekanbaru Block (CPP Block) dan Mount Front Kuantan Block (MFK Block).
Saat ini, Caltex sudah berubah lagi menjadi PT Chevron
Pacific Indonesia. Selain itu ada beberapa perusahaan pertambangan minyak lain
seperti PT Siak Bumi Pusako, Kondur Petroleum, PT Pertamina, dan sebagainya.
Kapal pengangkut minyak. Dokumen pribadi.
ALUR
PERTAMBANGAN MINYAK
Ketika sumur pertama kali dioperasikan, yang berarti
cadangan minyaknya masih banyak, menaikkan minyak dari perut bumi itu mudah
saja, dibor biasa seperti mengebor sumur, hanya saja dengan kedalaman yang
berbeda. Minyak yang dihasilkan disebut sebagai primary recovery.
Setelah lama ditambang, cadangan minyak menipis
sehingga perlu usaha lebih keras dengan menggunakan sistem injeksi sampai
kedalaman reservoir. Cadangan minyak didalam bumi itu menempel di bebatuan atau
kerak sehingga dengan injeksi diharapkan minyak bisa terangkat ke permukaan.
Ada dua jenis injeksi. Untuk light crude oil di Minas cukup menggunakan
air panas. Sedangkan untuk heavy crude oil seperti di Duri harus
menggunakan injeksi uap (steam). Duri Steam Flood adalah sistem injeksi
uap terbesar didunia. Hasil dari sistem injeksi ini disebut dengan secondary
recovery.
Minyak yang naik dari sumur itu masih berupa campuran
minyak (10-15%), air dan gas. Campuran itu lalu dikirim menggunakan pipa
raksasa ke gathering station untuk dipisahkan. Gas masih dipakai, ditampung dan
dikompresi, untuk menaikkan kadar oktan. Jika sudah tidak terpakai gas akan
dibakar. Kobaran api diatas pipa itu sering bisa kita lihat dari jalan umum.
Sedangkan airnya akan digunakan untuk proses injeksi berikutnya.
Karena masih mengandung berbagai bahan campuran yang
berbahaya, pipa berbahan carbon steel ini dilengkapi dengan jalan
pemeliharaan sepanjang pipa. Proses tersebut menggunakan banyak bahan kimia,
karenanya limbah proses itu tidak boleh dibuang sembarangan. Limbah tersebut
ditampung di kolam-kolam, diproses lagi sampai tidak berbahaya untuk dibuang.
Setelah proses pemisahan selesai, minyak mentah
dialirkan ke Dumai, kota pelabuhan Riau di tepi selat Malaka. Sebagian dari
minyak mentah itu diolah oleh Pertamina disana dan sebagian lagi langsung
diekspor menggunakan kapal-kapal tanker ke seluruh dunia.
Perlu diketahui, panjang pipa minyak mentah di Riau
ini sekitar 1000 kilometer. Pipa minyak mentah inilah yang sering diberitakan
dirusak orang dengan maksud mencuri minyak mentah tersebut. Pipa ini
sesungguhnya sangat berbahaya karena bertekanan tinggi. Jika ada oil spill
sedikit saja, langsung seluruh kegiatan di-shut down untuk perbaikan.
Apa yang dilakukan orang-orang tak bertanggung jawab itu dapat merugikan
masyarakat sekitar. Beberapa waktu lalu ada yang terbakar karena kegiatan
ilegal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar