Selasa, 20 Oktober 2015

Tahapan - tahapan dalam proses pengambilan keputusan , terutama dalam bidang engineering

Tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam bidang engineering

A.      Pengertian Pembuatan Keputusan
Pada hakekatnya, pembuatan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Demikian dikemukakan oleh Sondang P. Siagian dalam bukunya “Filsafat Administrasi”, halaman 47. Lebih jauh dikatakan bahwa pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakekat masalah yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan mempergunakan fakta dan data,mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga dikemukakan alternatif yang paling rasional, dan penilaian hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik pengertian bahwa proses pembuatan keputusan tidak terjadi secara kebetulan dan asal jadi saja, tetapi melalui proses rasional. Oleh sebab itulah pembuatan keputusan harus dilakukan dengan memperhatikan lima hal berikut:
1.      Proses pembuatan keputusan dilakukuan dengan kesengajaan.
2.      Pembuatan keputusan menggunakan pendekatan sistematik, dalam arti tidak asal jadi.
3.      Pembuatan keputusan pada hakekatnya merupakan pemecahan masalah dengan sebaik-baiknya.
4.      Pemecahan masalah dalam pembuatan keputusan harus didasarkan atas fakta yang diolah, bukan atas dasar mereka-reka.
5.      Keputusan yang baik adalah hasil pemilihan berbagai laternatif, setelah dianalisis dengan matang.
Pembuatan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif. Pembuatan keputusan penting bagi administrator pendidikan karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan, koordinasi, dan perubahan organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan secara hierarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh terhadap pelanggan pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu, setiap administrator pendidikan harus memiliki keterampilan mengambil keputusan secara cepat, tepat, efektif, dan efisien.

B.       Prinsip Pembuatan Keputusan
Pembuatan  keputusan  mengenal  berbagai  prinsip  dasar  sehingga  baik  dalam tahapan  perumusan  maupun  implementasinya  pembuatan  keputusan  tersebut memenuhi  syarat  sebagai  alat  manajemen  yang  dapat  memberikan  panduan  bagi anggota  dalam  bertindak  dan  berprilaku.   Adapun  Prinsip-Prinsip  tersebut  adalah sebagai berikut: 
1.  Keputusan pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalah, karena itu setiap alternatif solusi hendaknya tepat untuk masalah yang dituju.  
2.  Setiap  keputusan  hendaknya  merupakan  alternatif  terbaik  dengan  resiko yang amat minial.    
3.  Keputusan  hendaknya  sudah  mempertimbangkan  lingkup  dan  resiko  secara sistematik dan sistemik.
4.  Keputusan hendaknya tidak berada diluar zona of acceptance manusia.
5.  Keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat dilaksanakan.
6.  Keputusan  hendaknya  memecahkan  masalah  yang  generik  bukan  masalah yang oprasional teknis.
7.  Pembuatan  Keputusan  terdiri  dari  tahap  perumusan  keputusan  dan implementasi keputusan.
8.  Pembuatan  keputusan  hendaknya  menghasilkan  suatu  hasil  yang  dapat diukur.
9.  Keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement.     
Keseluruhan  prinsip  di  atas  dapat  dijadikan  dasar  dalam  setiap  pembuatan keputusan. Dengan menerapkan prinsip tersebut pembuat keputusan dapat terhindar dari   berbagai kesalahan  dalam  menggunakan  pembuatan  keputusan.   Ini  mengandung  arti  bahwa kekacauan manajemen yang acap kali disebabkan oleh pembuatan keputusan yang tidak didasarkan kepada prinsip yang tepat dapat dihindari.

C.      LANGKAH-LANGKAH  PEMBUATAN KEPUTUSAN
Setiap kali manajemen memberikan pandangan sesuai dengan sudut tinjauannya. Oleh sebab itu, banyak variasi tahap-tahap pembutan keputusan yang muncul.  Sedang P. Siagian dalam buku-nya “Sistem Informasi untuk Pembuatan Keputusan” mengemukakan pendekatan bertahap dalam pembuatan keputusan pada halaman 110. Pendekatan bertahap berarti sebelum keputusan di ambil, ada langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
1.        Kegiatan-kegiatan intellijen. Artinya menemukan situasi yang memerlukan kegiatan pembuatan keputusan.
2.        Design-activities, yang berarti menemukan, mengembangkan, dan menganalisis tindaklanjut yang hendak dicapai.
3.        Kegiatan pemilihan, yaitu memilih dari berbagai kemungkinan tindak lanjut yang menurut perhitungan merupakan tindak lanjut yang paling tepat.
4.        Pelaksanaan, dalam arti pembuatan keputusan.
 Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut di atas, maka secara sistematis diharapkan akan memungkinkan seseorang membuat keputusan dengan tepat, cepat, praktis, dan rasional.

Berhubungan dengan tahap-tahap tersebut, tetapi lebih empiris (yaitu, menelusuri keputusan sebenarnya dalam bidang engineering), adalah langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan koleganya:
  1. Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
  2. Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
  3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

  •  Tingkat-tingkat
Setiap keputusan mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda. Keputusan biasanya memiliki empat tingkatan yaitu keputusan otomatis,keputusan yang bedasarkan informasi yang diharapakan,keputusan yang bedasarkan pertimbangan,serta keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda. Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan sangat sederhana.
  •  Jenis-jenis
Keputusan biasanya terbagi menjadi dua jenis yaitu keputusan pribadi dan keputusan bersama. Keputusan pribadi merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan diri sendiri dan dilakukan secara perorangan. Keputusan bersama merupakan keputusan yang diambil bedasarkan kesepakatan bersama dan untuk kepentingan bersama. Keputusan bersama tidak boleh menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak lain.
  •  Kategori
Keputusan jika dilihat dari cara memperoleh informasi dapat dikategorikan menjadi empat yaitu keputusan refresentasi, empiris, Informasi, ekpolorasi. Keputusan Refresentasi merupakan keputusan yang dihadapi dengan informasi yang cukup banyak, dan mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasi informasi tersebut. Keputusan Empiris merupakan keputusan yang kurang memiliki informasi namun mengetahui bagaimana memperoleh informasi dan pada saat informasi itu diperoleh dinamakan keputusan empiris.    Keputusan Informasi merupakan keputusan yang kaya akan informasi, tetapi diliputi dengan kontroversi tentang bagaimana memperoleh informasi itu, dan selanjutnya akan menghasilkan keputusan informasi. Keputusan Ekpolorasi merupakan keputusan yang kurang akan informasi dan tidak ada kata sepakat yang dianut untuk memulai mencari informasi serta tidak tahu dari mana usaha pengambilan keputusan akan dimulai.

  •       Contoh kasus masalah :

Jika anda seorang manager dibidang kelistrikan memiliki masalah dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan uap namun anda ditugaskan membangun pembangkit listrik didaerah terpencil yang memiliki akses transportasi yang kurang memadai untuk memindahkan alat-alat yang dibutuhkan serta banyak tawaran kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama didaerah tersebut,apakah anda memutuskan berkerja sama dengan perusahaan tersebut atau tetap berdiri sendiri ? berikan alasan serta perhitungan yang anda lakukan sebagai seorang manager

Jawab :

Poin poin penting yang diperhitungkan :

1.lama tidaknya perusahaan yang bergerak dibidang tersebut
2.seberapa berpengalamannya perusahaan yang ingin bekerja sama
3.untung dan rugi perusahaan kita
4.nilai transportasi yang dibutuhkan perusahaan jika ingin membuatnya sendiri
5.kualitas pembangunan
6.waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan
7.sumber daya manusia yang kurang berpengalaman
8.rendahnya mutu transportasi didaerah tersebut

Saya sebagai meneger lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan ini dengan syarat mengadakan pelatihan tenaga kerja yang kurang berpengalama dari perusahaan yang bekerja sama untuk penjaminan mutu pembangunan serta bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit tenaga listrik dari perusahaan yang bekerja sama karena tidak memungkinkannya memindahkan alat-alat dari perusahaan kami karena transportasi yang kurang memungkinkan.

  • Sumber :
Soetopo, Hendyat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar