Tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam bidang
engineering
A. Pengertian Pembuatan Keputusan
Pada hakekatnya, pembuatan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Demikian dikemukakan oleh
Sondang P. Siagian dalam bukunya “Filsafat Administrasi”, halaman 47. Lebih
jauh dikatakan bahwa pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan
tentang hakekat masalah yang dihadapi, pengumpulan fakta dan data yang relevan
dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan mempergunakan fakta dan
data,mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga
dikemukakan alternatif yang paling rasional, dan penilaian hasil yang dicapai
sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik pengertian bahwa proses
pembuatan keputusan tidak terjadi secara kebetulan dan asal jadi saja, tetapi
melalui proses rasional. Oleh sebab itulah pembuatan keputusan harus dilakukan
dengan memperhatikan lima hal berikut:
1. Proses pembuatan keputusan dilakukuan
dengan kesengajaan.
2. Pembuatan keputusan menggunakan pendekatan
sistematik, dalam arti tidak asal jadi.
3. Pembuatan keputusan pada hakekatnya
merupakan pemecahan masalah dengan sebaik-baiknya.
4. Pemecahan masalah dalam pembuatan
keputusan harus didasarkan atas fakta yang diolah, bukan atas dasar mereka-reka.
5. Keputusan yang baik adalah hasil
pemilihan berbagai laternatif, setelah dianalisis dengan matang.
Pembuatan keputusan ialah proses memilih sejumlah alternatif. Pembuatan
keputusan penting bagi administrator pendidikan karena proses pengambilan
keputusan mempunyai peran penting dalam memotivasi, kepemimpinan, koordinasi,
dan perubahan organisasi. Setiap level administrasi sekolah mengambil keputusan
secara hierarkis. Keputusan yang diambil administrator berpengaruh terhadap
pelanggan pendidikan terutama peserta didik. Oleh karena itu, setiap
administrator pendidikan harus memiliki keterampilan mengambil keputusan secara
cepat, tepat, efektif, dan efisien.
B. Prinsip Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan mengenal berbagai prinsip dasar sehingga baik dalam
tahapan perumusan maupun implementasinya pembuatan keputusan tersebut
memenuhi syarat sebagai alat manajemen yang dapat memberikan panduan bagi
anggota dalam bertindak dan berprilaku. Adapun Prinsip-Prinsip tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Keputusan pada dasarnya ditujukan untuk memecahkan masalah,
karena itu setiap alternatif solusi hendaknya tepat untuk masalah yang
dituju.
2. Setiap keputusan hendaknya merupakan alternatif terbaik dengan resiko
yang amat minial.
3. Keputusan hendaknya sudah mempertimbangkan lingkup dan resiko secara
sistematik dan sistemik.
4. Keputusan hendaknya tidak berada diluar zona of
acceptance manusia.
5. Keputusan yang efektif adalah keputusan yang dapat
dilaksanakan.
6. Keputusan hendaknya memecahkan masalah yang generik bukan masalah
yang oprasional teknis.
7. Pembuatan Keputusan terdiri dari tahap perumusan keputusan dan
implementasi keputusan.
8. Pembuatan keputusan hendaknya menghasilkan suatu hasil yang dapat
diukur.
9. Keputusan tidak selalu harus dimulai dari data, tapi dari judgement.
Keseluruhan prinsip di atas dapat dijadikan dasar dalam setiap pembuatan
keputusan. Dengan menerapkan prinsip tersebut pembuat keputusan dapat terhindar
dari berbagai kesalahan dalam menggunakan pembuatan keputusan. Ini mengandung arti bahwa
kekacauan manajemen yang acap kali disebabkan oleh pembuatan keputusan yang
tidak didasarkan kepada prinsip yang tepat dapat dihindari.
C. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN
KEPUTUSAN
Setiap kali manajemen memberikan pandangan sesuai dengan sudut tinjauannya.
Oleh sebab itu, banyak variasi tahap-tahap pembutan keputusan yang
muncul. Sedang P. Siagian dalam buku-nya “Sistem Informasi untuk
Pembuatan Keputusan” mengemukakan pendekatan bertahap dalam pembuatan keputusan
pada halaman 110. Pendekatan bertahap berarti sebelum keputusan di ambil, ada
langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan terlebih dahulu.
Langkah-langkah tersebut meliputi:
1. Kegiatan-kegiatan
intellijen. Artinya menemukan situasi yang memerlukan kegiatan pembuatan
keputusan.
2. Design-activities,
yang berarti menemukan, mengembangkan, dan menganalisis tindaklanjut yang
hendak dicapai.
3. Kegiatan pemilihan, yaitu
memilih dari berbagai kemungkinan tindak lanjut yang menurut perhitungan
merupakan tindak lanjut yang paling tepat.
4. Pelaksanaan, dalam arti
pembuatan keputusan.
Dengan menerapkan
langkah-langkah tersebut di atas, maka secara sistematis diharapkan akan
memungkinkan seseorang membuat keputusan dengan tepat, cepat, praktis, dan
rasional.
Berhubungan dengan
tahap-tahap tersebut, tetapi lebih empiris (yaitu, menelusuri keputusan
sebenarnya dalam bidang engineering), adalah langkah pengambilan keputusan
menurut Mintzberg dan koleganya:
- Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul
dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan
diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
- Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi
standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses
desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan
hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
- Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara
pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan, berdasarkan
pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif
yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi
melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada.
Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.
- Tingkat-tingkat
Setiap keputusan
mempunyai kadar tingkatan yang berbeda-beda. Keputusan biasanya memiliki empat
tingkatan yaitu keputusan otomatis,keputusan yang bedasarkan informasi yang diharapakan,keputusan
yang bedasarkan pertimbangan,serta keputusan bedasarkan ketidakpastian ganda.
Keputusan otomatis merupakan bentuk keputusan yang dibuat dengan sangat
sederhana.
- Jenis-jenis
Keputusan biasanya
terbagi menjadi dua jenis yaitu keputusan pribadi dan keputusan bersama.
Keputusan pribadi merupakan keputusan yang diambil untuk kepentingan diri
sendiri dan dilakukan secara perorangan. Keputusan bersama merupakan keputusan
yang diambil bedasarkan kesepakatan bersama dan untuk kepentingan bersama.
Keputusan bersama tidak boleh menguntungkan satu pihak dengan merugikan pihak
lain.
- Kategori
Keputusan jika dilihat
dari cara memperoleh informasi dapat dikategorikan menjadi empat yaitu
keputusan refresentasi, empiris, Informasi, ekpolorasi. Keputusan Refresentasi
merupakan keputusan yang dihadapi dengan informasi yang cukup banyak, dan
mengetahui dengan tepat bagaimana memanipulasi informasi tersebut. Keputusan
Empiris merupakan keputusan yang kurang memiliki informasi namun mengetahui
bagaimana memperoleh informasi dan pada saat informasi itu diperoleh dinamakan
keputusan empiris. Keputusan Informasi merupakan keputusan
yang kaya akan informasi, tetapi diliputi dengan kontroversi tentang bagaimana
memperoleh informasi itu, dan selanjutnya akan menghasilkan keputusan
informasi. Keputusan Ekpolorasi merupakan keputusan yang kurang akan informasi
dan tidak ada kata sepakat yang dianut untuk memulai mencari informasi serta
tidak tahu dari mana usaha pengambilan keputusan akan dimulai.
- Contoh kasus masalah :
Jika anda seorang manager dibidang kelistrikan memiliki masalah
dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan uap namun anda ditugaskan
membangun pembangkit listrik didaerah terpencil yang memiliki akses transportasi
yang kurang memadai untuk memindahkan alat-alat yang dibutuhkan serta banyak
tawaran kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dibidang yang sama didaerah
tersebut,apakah anda memutuskan berkerja sama dengan perusahaan tersebut atau
tetap berdiri sendiri ? berikan alasan serta perhitungan yang anda lakukan
sebagai seorang manager
Jawab :
Poin poin penting yang diperhitungkan :
1.lama tidaknya perusahaan yang bergerak dibidang tersebut
2.seberapa berpengalamannya perusahaan yang ingin bekerja sama
3.untung dan rugi perusahaan kita
4.nilai transportasi yang dibutuhkan perusahaan jika ingin
membuatnya sendiri
5.kualitas pembangunan
6.waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan
7.sumber daya manusia yang kurang berpengalaman
8.rendahnya mutu
transportasi didaerah tersebut
Saya sebagai meneger lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan
ini dengan syarat mengadakan pelatihan tenaga kerja yang kurang berpengalama
dari perusahaan yang bekerja sama untuk penjaminan mutu pembangunan serta
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membangun pembangkit tenaga listrik dari
perusahaan yang bekerja sama karena tidak memungkinkannya memindahkan alat-alat
dari perusahaan kami karena transportasi yang kurang memungkinkan.
- Sumber :
Soetopo, Hendyat. 2010. Kepemimpinan
Pendidikan. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar